Seblak menjadi salah satu kuliner khas Nusantara yang kini digemari berbagai kalangan, terutama pencinta makanan pedas. Dengan cita rasa gurih, pedas, dan aroma khas kencur yang kuat, makanan ini tak hanya sekadar jajanan pinggir jalan, tetapi juga bagian penting dari budaya kuliner Sunda. Melalui sejarah seblak yang panjang, hidangan ini telah bertransformasi dari makanan sederhana menjadi ikon kuliner modern yang terus berkembang di berbagai daerah.
Popularitas seblak yang terus meningkat menunjukkan bagaimana kuliner tradisional mampu beradaptasi dengan selera masa kini. Setiap daerah bahkan memiliki versi uniknya sendiri, menambah kekayaan cita rasa khas Indonesia. Kalau kamu penasaran bagaimana awal mula dan evolusi makanan pedas ini, yuk intip sejarah seblak yang menarik dan penuh cerita budaya!
Baca Juga: 3 Resep Seblak Sederhana, Rasanya Bikin Ketagihan Banget!
Awal Mula dan Makna di Balik Nama Seblak
Menariknya, kata seblak diduga berasal dari istilah Sunda “nyegak” atau “segak” yang berarti menyengat. Hal ini menggambarkan rasa kuat dan aroma khas kencur yang jadi identitas utama seblak.
Rasa pedas dan sedikit pahit dari kencur membuat hidangan ini memiliki sensasi unik yang tak dimiliki makanan lain. Karena itu, seblak sering dianggap sebagai comfort food yang bisa membangkitkan semangat, apalagi saat cuaca dingin atau musim hujan.
Ragam Versi Seblak dari Berbagai Daerah
Tak hanya populer di Bandung, sejarah seblak juga mencatat beberapa versi dari daerah lain di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
- Di Garut, misalnya, dikenal versi “kerupuk leor” yang berarti kerupuk lemas—diduga menjadi cikal bakal seblak modern.
- Di daerah Sumpiuh, Jawa Tengah, ada hidangan serupa bernama kerupuk godog, hanya saja tanpa tambahan kencur.
Dari versi-versi sederhana itulah, seblak kemudian berkembang jadi jajanan kekinian dengan berbagai inovasi rasa dan topping.
Perkembangan Seblak di Era Modern
Sekarang, seblak sudah menjelma jadi makanan trendi yang bisa ditemukan di mana-mana—dari gerobak pinggir jalan hingga restoran mewah. Beragam kreasi bermunculan, mulai dari seblak siomay basah, seblak kering, seblak rujak, hingga seblak viral seperti “Seblak Rafael” yang terkenal lewat media sosial.
Salah satu inovasi paling disukai adalah konsep seblak prasmanan, di mana pembeli bebas memilih isian sendiri—mulai dari jenis kerupuk, mi, tingkat kepedasan, topping, sampai kekentalan kuah. Harga pun menyesuaikan dengan banyaknya pilihan topping, membuatnya terasa personal dan menyenangkan.
Seblak, Comfort Food Favorit Anak Muda
Kini, seblak tak hanya sekadar makanan pedas khas Bandung. Ia sudah menjadi simbol kreativitas kuliner Indonesia. Di berbagai kota besar, kedai seblak selalu ramai pengunjung, terutama dari kalangan remaja dan wanita muda—bahkan survei tidak resmi menunjukkan 85% penggemar seblak adalah kaum perempuan!
Kombinasi pedas, gurih, dan aroma kencur yang menggoda membuat siapa pun sulit menolak kelezatannya. Tak heran jika seblak kini disebut sebagai “comfort food sejuta umat” yang bisa dinikmati kapan pun dan di mana pun.